Sejarah Berdirinya Pencak Dor – Atmosfer yang begitu kental di Pondok Pesantren ini sebagai salah satu kota Pondok Pesantren Terbanyak di Jawa Timut Bahkan di Asia. Sebagai tugas Pondok pesantren menggali ilmu agama pondok pesantren ini telah melahirkan sebuah tradisi yang harus dilestarikan. Pondok Pesantren Lirboyo yang menguntai entitas pondok pesantren yang meninggikan kearifan lokal dengan beladiri tradisional sebagai ciri khasnya yang berfungsi soasial melindungi warga yang lemah.
Tradisi Pencak pun berubah seiringnya zaman menjadi media silaturahmi warga dan pendekar beladiri. Julukan sebagai kota santri Kediri yang kental dengan tradisi Nahdlatul Ulama. Dan Pondok Pesantren Lirboyo adalah pondok pesantren terbesar di Kediri. Namun Lirboyo tidak hanya sekedar dengan urusan spiritual di pesantren ini ilmu beladiri sudah mendarah daging bahkan sebagai identitas pondok.
Sejarah Pencak Dor
Pencak Dor adalah Pencak yang dimiliki oleh pondok pesantren Lirboyo, Bermula dari zaman Kyai sepuh beliau KH. Abdul Karim sudah mulai berdiri pondok pesantren bebarengan dengan kegiatan Pencak Dor pada zaman Jepang. Dengan adanya Pencak Dor pada waktu itu berkeinginan menghimbun atau bisa mempersatukan dan mengakrabkan kyai dan santri. Salah satu faktor berdirinya Pencak Dor adalah Kegelisahan beliau KH. Maksum Jauhari atau yang dikenal sebagai Gus Maksum (cucu pendiri pondok pesantren lirboyo KH. Manaf Abdul Karim) ini lah yang menjadi faktor utama berdirinya Pencak Dor.
Pada Waktu itu banyak anak pendekar yang belajar ilmu mondok di pesantren Lirboyo dan langsung menghimpun mendirikan GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia) pada pra G30SPKI. Bagi beliau Gus Maksum Bukan Pesantren namanya jika tidak ada Pencak Silat sebab Pencak adalah warisan leluhur di tanah air yang paling tradisi. Tradisi panjang inilah yang menjadi rutinitas para santri yang dikenal dengan Pencak dor. Istilah Pencak Dor muncul pada era 1960 an bahkan yang menjadikan maghnet kuat para santri untuk menimba ilmu datang ke pondok pesantren Lirboyo selain untuk mempelajari Tauhid dan Fiqih Teutama Salaf.
Latar Belakang
Pencak Dor yang lahir di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada era 1960 juga dikenal sebagai pengkaderan Pendekar silat dari kalangan santri. Faktor utama Kegelisahan Gus Maksum melihat maraknya aksi perkelahian antar remaja di kediri pada akhir tahun 90 an, Yang tak jarang dalam perkelahian tersebut menimbulkan banyak korban. Gus Maksum yang menginisiasi Pencak Dor bertujuan menjalin silaturahmi sesama pendekar sekaligus menjadi media dakwah bagi para pemuda. Sempat berganti – ganti nama seperti Pencak Bebas hingga Pencak Gejrot dan hingga saat ini di kenal dengan Pencak Dor. Tidak menutup kemungkinan orang-orang di luar Gasmi dapat mengikuti Pencak Dor ini.
Sepeninggal Gus Maksum satu dekade silam ilmu kanuragan tak lekang untuk dikenang yang kini di bawah payung besar GASMI santri lirboyo meneruskan perjuangan Gus Maksum. Berbicara Pencak Dor adalah Pencak yang di kondisikan pondok pesantren lirboyo secara turun temurun sampailah pada beliau sebagai penerus KH. Badrul Huda Zaenal Abidin atau akrab dengan sapaan Gus Bidin. Selain penerus Gasmi Gus bidin juga mengemban mengkordinir pendekar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Arena Pertandingan
Di atas lawan di bawah kawan Di bawah arahan beliau Gus bidin para santri membuat panggung yang bukan sekedar panggung dan bahkan menjadi ciri khas arena atau genjot pencak dor. Panggung yang di bangun biasa nya berukuran 6mx6m jika berada di jalan aspal namun sekarang sudah tidak memenuhi syarat dan tidak di izinkan apa bila tidak berada di lapangan. Ukuran panggung di lapangan biasanya lebih besar yaitu berukuran 8mx8m. Panggung yang bertali bambu menegaskan fungsi dan kegunaanya iringan musik sholawat serta ditabuh dengan tanjidor atau bedug dengan mengikuti gerakan tabuh sesuai pertarungan ininlah yang menjalaskan arti dari Pencak dor.
Perhelatan Pencak Dor pun akan semakin tertata dan tertib apa bila ada promotor layaknya tinju profesional. Para Petarung dari luar Kediri biasa nya berdatangan dengan ciri khas pertarungan masing-masing siap untuk mengikuti arena Pencak Dor. Tugas seorang promotor yang memegang petarung layaknya tanding atau tidaknya tergantung promotor. Sebagai sebutanya Pencak dor adalah salah satu seni bela diri uji nyali dengan gaya bertarung bebas dan tanpa ada aturan tertentu. Para petarung memilih lawan yang dikehendaki asalkan proses silaturahminya berupa uluran jabat tangan direspon oleh lawan. Pesilat atau petarung bertubuh kecilpun dapat menantang petarung yang bertubuh besar dan juga sebaliknya selama memiliki nyali dan disetujui oleh promotor masing-masing.
Pertandingan
Untuk keselamatan peserta setiap pertandingan akan dikawal dua orang wasit yang memiliki dan menguasai tekhnik Pencak dor. Mereka akan merelai pertarungan apabila kondisi pesilat tak memungkinkan untuk dilanjutkan. Biasanya wasit akan memberikan tiga kesempatan bertarung pada sepasang petarung untuk satu kali pertarungan. Pada prinsipnya seorang lawan tidak boleh menyerang ketika lawan terjatuh. Di akhir pertarungan biasanya jawara-jawara Pencak dor akan muncul sekaligus menjadi penutup acara.
Sesuai prinsip di atas lawan di bawah kawan para petarung tidak boleh menyimpan dendam saat turun dari panggung. Sistem tradisional ini sangat efektif untuk meredakan ketegangan antar pesilat. Sebuh protet usaha untuk melestarikan warisan tradisi yang berakar di pondok pesantren dalam menandai zaman praktek laku tarung yang berevolusi seiring zaman dengan tetap berprinsip mengedepankan silaturahmi untuk menjaga hubungan antar sesama umat manusia.
0 Komentar